Jumat, 24 Januari 2020

PENDAMPINGAN KEGIATAN KEBUN BIBIT RAKYAT

PENDAMPINGAN KEGIATAN KEBUN BIBIT RAKYAT



I.      PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang
Rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) di lahan kritis, lahan kosong dan lahan tidak produktif merupakan salah satu upaya pemulihan kondisi DAS yang kritis. Upaya tersebut memberikan hasil antara lain berupa kayu, getah, buah, daun, bunga, serat, pakan ternak, yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat (pro growth) sekaligus penyerapan tenaga kerja (pro job) dan mengurangi tingkat kemiskinan (pro poor) serta menurunkan emisi karbon (pro environment).
Salah satu kegiatan untuk mendukung program rehabilitasi hutan dan lahan dengan pemberdayaan masyarakat adalah pembangunan Kebun Bibit Rakyat (KBR). KBR dimaksud adalah untuk menyediakan bibit tanaman kayu-kayuan atau tanaman serbaguna (MPTS) dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus mendukung pemulihan fungsi dan daya dukung DAS. Kebun Bibit Rakyat dilaksanakan secara swakelola oleh kelompok masyarakat. Bibit hasil Kebun Bibit Rakyat digunakan untuk merehabilitasi hutan dan lahan kritis serta kegiatan penghijauan lingkungan.
Keinginan masyarakat untuk menanam tanaman hutan dan jenis tanaman serbaguna dalam berbagai upaya rehabilitasi hutan dan lahan, dibatasi oleh ketidakmampuan mereka untuk memperoleh bibit yang baik. Sehingga masyarakat cenderung menanam tanaman hutan dan jenis tanaman serbaguna dari biji atau benih asalan yang tidak jelas asal usulnya, sehingga tanaman tersebut memerlukan waktu lebih panjang untuk berproduksi dan apabila berproduksi kualitas dan kuantitas hasilnya kurang memuaskan. Bertolak dari pengalaman tersebut, dipandang perlu untuk merumuskan kegiatan penyediaan bibit yang lebih baik berbasis pemberdayaan masyarakat dengan nama Kebun Bibit Rakyat.

B.     Gambaran Umum Kabupaten Ponorogo
Kabupaten Ponorogo adalah sebuah daerah di wilayah Provinsi Jawa Timur yang berjarak sekitar 200 km sebelah barat daya ibu kota provinsi, dan sekitar 800 km sebelah timur ibu kota negara Indonesia. Kabupaten Ponorogo terletak pada 111o 7’ hingga 111o 52’ BT dan -7o 49’ hingga -8o 20’ LS.
Wilayah Kabupaten Ponorogo secara langsung berbatasan dengan Kabupaten Magetan, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Nganjuk di sebelah utara. Di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Trenggalek. Di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pacitan. Sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Wonogiri.
Luas wilayah Kabupaten Ponorogo 1.371,78 km2, yang terdiri dari 21 kecamatan serta terbagi dalam 307 kelurahan / desa.
Kondisi topografi Kabupaten Ponorogo bervariasi, mulai dataran rendah sampai pegunungan. Berdasarkan data yang ada, sebagian besar wilayah Kabupaten Ponorogo yaitu 79% berada pada ketinggian < 500 meter dpl., 14,4 % berada pada ketinggian antara 500 s/d. 700 meter dpl., dan sisanya 6,6% berada pada ketinggian > 700 meter dpl.
Secara topografis dan klimatologis, Kabupaten Ponorogo merupakan dataran rendah beriklim tropis yang mengalami dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan, dengan suhu udara berkisar antara 18o s/d. 31o C.
Bila dilihat menurut luas wilayah, kecamatan yang memiliki wilayah terluas (di atas 100 km2) secara berturut-turut adalah Kecamatan Ngrayun, Kecamatan Pulung, dan Kecamatan Sawoo.

C.     Maksud dan Tujuan
          1.   Maksud
Maksud dari pada Kegiatan Kebun Bibit Rakyat (KBR) adalah untuk memfasilitasi kelompok masyarakat atau petani yang ingin mengembangkan pembibitan, terutama di wilayah desanya. Kelompok pembibitan tersebut dapat memilih tanaman apa saja yang cocok (secara teknis) dan sangat  diminati oleh masyarakat.

          2.   Tujuan
Adapun tujuan dari pada kegiatan Kebun Bibit Rakyat adalah untuk ketersediaan bibit yang siap tanam bagi masyrakat untuk mencegah, menanggulangi bencana, penyedia Oksigen (O2), penyerap racun udara terkontaminasi, dan secara tidak langsung akan mempengaruhi terhadap kesejahteraan masyarakat.




II.    PELAKSANAAN KEGIATAN KEBUN BIBIT RAKYAT


Kelompok pelaksana kegiatan Kebun Bibit Rakyat (KBR) Tahun Anggaran 2019 ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS-HL) Solo Nomor : SK.73/BPDASHL.Slo/Prog/DAS-1/4/2019, tanggal 12 April 2019, perihal Penetapan Lokasi dan Pelaksanaan Kebun Bibit Rakyat (KBR) Tahun 2019 Wilayah Kerja Balai Pengelolaan DASHL Solo di Kabupaten Ponorogo.
Berdasarkan Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran DIPA BPDASHL Solo Nomor : SK.78/BPDASHL.Slo/EVL/DAS.1/4/2019 tanggal 15 April 2019 tentang Penetapan Petugas Pendamping Lapangan Kebun Bibit Rakyat (PLKBR) Wilayah Fasilitasi Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Solo Tahun 2019 serta adanya tindak lanjut dari Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Pacitan Wilker Ponorogo, maka kelompok dan lokasi yang kami dampingi untuk kegiatan Kebun Bibit Rakyat (KBR) Tahun 2019 adalah sebagai berikut :
1.      KTH Argo Lestari I, Desa Wayang, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo;
(Lokasi : Dusun Mutih, koordinat 07o 50’ 21,85” LS 111o 37’ 56,20” BT)
2.      KTH Tunas Harapan Ngebel, Desa Ngebel, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo;
(Lokasi : Dusun Semenok, koordinat 07o 47’ 18,96” LS 111o 37’ 47,89” BT)
3.      KTH Argo Muda Berkarya, Desa Krisik, Kecamatan Pudak Kabupaten Ponorogo;
(Lokasi : Dusun Surokoyo, koordinat 07o 52’ 3,22” LS 111o 42’ 27,04” BT)
4.      Pokmas Nglegok Makmur, Desa Jurug, Kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo;
(Lokasi : Dusun Nglegok, koordinat 07o 53’ 40,7” LS 111o 39’ 19,8” BT) dan
5.      Pokmas Sumber Alam, Desa Bedoho, Kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo.
(Lokasi : Dusun Sepung, koordinat 07o 54’ 49,2” LS 111o 40’ 32,8” BT).
Jenis dan jumlah bibit Kebun Bibit Rakyat (KBR) di masing-masing lokasi sebagai berikut :
No.
Nama Kelompok
Jenis dan Jumlah Bibit (btg)
Jati
Sengon
Gmelina
Durian
Sirsat
Alpukat

1
2
3
4
5
6
7
9

1.
KTH Argo Lestari I


15.000
10.000
5.000



2.
KTH Tunas Harapan Ngebel

20.000
5.000
2.000
3.000


3.
KTH Muda Berkarya

15.000
14.000


1.000

4.
Pokmas Nglegok Makmur

29.000



1.000

5.
Pokmas Sumber Alam

29.000



1.000











Jumlah (btg)

108.000
29.000
7.000
3.000
3.000





III.   PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN MASALAH



A.     Permasalahan
Kendala yang dialami dalam pelaksanaan kegiatan Kebun Bibit Rakyat (KBR) di lokasi yang kami dampingi antara lain :
          1.   Teknis
Pemeliharaan Bibit
Permasalahan yang dihadapi pada waktu pemeliharaan bibit adalah pertumbuhan bibit yang kurang maksimal dikarenakan cuaca yang sangat panas
          2.   Sarana Prasarana Pendukung Pelaksanaan Kegiatan
Ketersediaan Air
Pelaksanaan kegiatan Kebun Bibit Rakyat (KBR) yang dimulai pada bulan Juni 2019 Kemarau yang sangat panjang menyebabkan kekurangan air (rawan kekeringan) terkendala. Hal ini dialami hampir disemua wilayah yang terdapat KBR
          3.   Administrasi
Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan
Sumber daya manusia yang dimiliki oleh kelompok di bidang administrasi masih kurang. Hal ini disebabkan mereka masih awam akan tertib administrasi, terutama untuk memenuhi format pelaporan pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran yang diminta oleh BPDAS-HL Solo.

B.     Upaya Pemecahan Masalah
          1.   Teknis
Pemeliharaan Bibit
Cuaca yang sangat panas menyebabkan tanah cepat mengering sehingga penyiraman dilakukan secara teratur pagi dan sore
          2.   Sarana Prasarana Pendukung Pelaksanaan Kegiatan
Ketersediaan Air
Kurangnya ketersediaan air dalam pelaksanaan KBR pada tahun ini diatasi dengan cara pengeboran sumur dan menambah daya pompa air. 
           3.   Administrasi
Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan
Awam tertib administrasi pelaporan pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran kegiatan KBR diatasi dengan cara melakukan pendampingan secara intensif kepada kelompok (khususnya anggota kelompok yang bertugas khusus menangani bidang administrasi kelompok).



IV.  PENUTUP


A.     Kesimpulan
Secara umum, kegiatan pembuatan Kebun Bibit Rakyat (KBR) di lokasi yang kami dampingi berjalan dengan lancar, sesuai RUKK yang telah direncanakan. Kendala-kendala yang muncul pada saat pelaksanaan kegiatan, baik dari sisi teknis, sarana prasarana pendukung, dan administrasi pelaporan dan keuangan dapat diselesaikan dengan adanya komunikasi dan pendampingan yang intensif. Keterbukaan kelompok menerima saran dan masukan untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan dari pendamping juga menjadi salah satu kunci penyelesaian pelaksanaan kegiatan KBR.

B.     Saran
Kegiatan pembuatan Kebun Bibit Rakyat (KBR) adalah kegiatan yang sangat diperlukan untuk mendukung rehabilitasi hutan dan lahan dari aspek vegetatif. Kegiatan pembuatan KBR ini juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan pengetahuan kelompok dalam pembuatan bibit tanaman hutan (mulai dari tahap pemilihan benih yang berkualitas, teknik penyemaian benih, pemeliharaan sampai dengan bibit siap tanam) dan diharapkan menjadi salah satu alternatif usaha produktif kelompok.
Saran yang dapat disampaikan untuk pelaksanaan kegiatan pembuatan KBR adalah :
       1)  Pemilihan kelompok dan lokasi untuk pelaksanaan kegiatan pembuatan KBR                    hendaknya disesuaikan dengan aspek-aspek teknis rehabilitasi dan pembuatan                    pembibitan, sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai dengan prinsip rehabilitasi dan               konservasi.
    2) Setiap tahapan teknis pelaksanaan pembuatan KBR hendaknya dapat diikuti dan                 dilaksanakan dengan baik oleh kelompok, baik preventif maupun antisipatif (meminimalisir gangguan dari faktor alam maupun adanya hama dan penyakit) demi suksesnya pelaksanaan kegiatan.

Dokumentasi Kegiatan Pembuatan KBR 
1.      Persiapan Lapangan




2. Pembuatan Bedengan dan Naungan




3. Pengisian Polybag



4. Bedeng Siap



5. Penyemaian Bibit




6. Bibit Siap Tanam




7. Penyebaran Bibit









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sosialisasi Penyiapan dan Pengembangan Perhutanan Sosial Di Desa Banaran Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo

Sosialisasi Penyiapan dan Pengembangan Perhutanan Sosial Di Desa Banaran Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo Perhutanan Sosial adalah sistem...