TEHNIK PEMBUATAN BIBIT SENGON PADA PELAKSANAAN KEBUN BIBIT RAKYAT
DI KECAMATAN PULUNG KABUPATEN PONOROGO
TAHUN 2019
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecamatan Pulung merupakan daerah tangkapan air
/ bufferzone. Apabila fungsi tersebut tidak berjalan dengan baik maka akan
mengakibatkan malapetaka baik bagi warga Kecamatan Pulung sendiri maupun masyarakat
daerah lain, berupa banjir dan kekeringan. Keberadaan Kecamatan Pulung yang begitu strategis bagi
daerah-daerah lain, maka dalam pelaksanaan pembangunan kehutanan harus
berdasarkan kaidah-kaidah rehabilitasi dan konservasi. Salah
satu bentuk upaya rehabilitasi dan konservasi adalah dengan terus menggalakkan
kegiatan penanaman pada lahan-lahan kritis maupun yang kosong.
Oleh karena
itu upaya
menanam di lahan kritis atau lahan kosong dan lahan tidak produktif dengan
jenis tanaman hutan (kayu-kayuan) dan jenis tanaman serbaguna merupakan salah
satu cara untuk menjaga kelestarian hutan.
Selain itu, upaya
tersebut juga dapat memberikan hasil berupa kayu, getah, buah, serat, pakan
ternak dan lain sebagainya yang dapat menamabah penghasilan masyarakat.
Keinginan masyarakat
untuk menanam tanaman hutan dan jenis tanaman serbaguna dalam berbagai upaya
rehabilitasi hutan dan lahan, dibatasi oleh ketidakmampuan mereka untuk
memperoleh bibit yang berkualitas.
Sebagai akibatnya masyarakat cenderung menanam tanaman hutan dan jenis
tanaman serbaguna dari biji atau benih asalan, sehingga tanaman tersebut memerlukan
waktu lebih panjang untuk berproduksi dan apabila berproduksi kualitas dan
kuantitas hasilnya kurang memuaskan.
Bertolak dari
pengalaman tersebut dipandang perlu untuk merumuskan kegiatan penyediaan bibit
tanaman hutan dan jenis tanaman serbaguna (MPTS) yang prosesnya dibuat secara swakelola
oleh kelompok tani. Kegiatan
tersebut berupa pembuatan Kebun
Bibit Rakyat (KBR). Khusus
untuk Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo pada tahun 2019.
Tentu saja
dalam pelaksanaan kegiatan pembuatan Kebun Bibit Rakyat (KBR) oleh kelompok tani hutan tersebut diperlukan monitoring dan evaluasi. Sehingga dengan adanya monitoring
yang melekat dan dilakukan secara periodik, maka pelaksanaan pembuatan KBR
dapat berhasil menghasilkan bibit yang berkualitas bagus dan tersalurkan sesuai
dengan rencana. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh kelompok pelaksana
KBR dapat teratasi dengan cepat dan tepat apabila monitoring berjalan dengan
baik.
B. Tujuan
Memberikan gambaran mengenai pengembangan hutan rakyat serta tingkat
keberhasilan pelaksanaan Kebun Bibit Rakyat dengan jenis tanaman sengon.
TEKNIK PEMBUATAN
PERSEMAIAN
Pembuatan persemaian dalam kegiatan
Kebun Bibit Rakyat harus memenuhi kaidah-kaidah teknis, sehingga dapat
menghasilkan bibit yang bermutu tinggi. Langkah-langkah yang harus diperhatikan
dalam pembuatan persemaian adalah sebagai berikut :
A.
Penetapan
Lokasi Persemaian
Persyaratan
lokasi yang baik untuk persemaian adalah :
-
Lokasi persemaian dekat dengan areal penanaman.
-
Kepemilikan lahan jelas, bukan merupakan tanah sengketa.
- Topografi areal persemaian datar, dengan kemiringan tidak
lebih dari 5 %, jika terpaksa berada di lokasi yang miring, maka areal tersebut
harus diteras.
-
Areal yang rendah / cekungan untuk dihindari karena akan
mudah tergenang air.
- Tersedia sumber air yang cukup dan konsisten, dengan
lokasi sumber air dekat dengan persemaian.
- Iklim pada lokasi persemaian kondusif bagi pertumbuhan
bibit dan sesuai dengan ikilm dari rencana lokasi penanaman.
- Areal yang tersedia cukup luas sehingga mampu memproduksi
jumlah bibit yang direncanakan.
-
Lokasi persemaian memungkinkan untuk mudah
mendapatkan tenaga kerja.
-
Keamanan terjamin, baik dari potensi bencana maupun
pencurian.
-
Mudah dijangkau, dekat dengan akses jalan.
B.
Kebutuhan
Alat/Bahan dan Tenaga Kerja
Peralatan yang dibutuhkan tergantung dari jenis
persemaian, untuk persemaian sederhana seperti KBR, alat/bahan yang
dibutuhkan adalah :
-
Alat pertanian seperti cangkul, sekop, embrat/gembor dll.
- Alat-alat untuk perlakuan benih (panci, karung dll) yang
disesuaikan dengan jenis benihnya.
-
Ayakan media.
-
Instalasi pengairan, seperti selang, pompa air dan bak
penampungan air
-
Bahan membuat bibit meliputi media tanam (tanah top soil
& pupuk), polibag, bambu, dan naungan.
-
Papan nama dll.
Selain alat/bahan juga diperlukan tenaga kerja yang
bertugas sesuai dengan tanggung
jawabnya masing-masing. Tenaga kerja tersebut
secara garis besar terbagi atas manager,
mandor dan pekerja kasar.
C.
Tata Waktu
Pembuatan Persemaian
Produk akhir
dari persemaian adalah bibit. Bibit tersebut biasanya ditanam pada waktu musim
penghujan. Sehingga pada saat perencanaan pembuatan persemaian harus
diperhatikan tata waktu pelaksanaan.
Sehubungan
dengan umur bibit pada persemaian setiap jenis tanaman berbeda, maka awal dari
pembuatan persemaian masing-masing jenis bibit tidak sama. Pembuatan persemaian
dihitung mundur dari bulan tanam, yang biasanya jatuh pada bulan-bulan musim
penghujan yakni Agustus sampai dengan Desember.
D.
Pelaksanaan
Pembuatan Persemaian
Pelaksanaan pembuatan
persemaian, baik persemaian permanen maupun skala kecil, pada umumnya melalui
tahapan sebagai berikut :
1.
Mencari dan menunjuk lokasi persemaian.
2.
Risalah lokasi/lapangan.
-
Mengukur calon lokasi persemaian.
-
Memasang patok batas.
-
Mencari informasi harga bahan dan upah tenaga kerja.
3.
Persiapan lapangan.
-
Pemancangan batas lokasi kembali.
-
Pembersihan lapangan.
-
Pembuatan papan nama persemaian dan bedengan.
-
Pembuatan jalan masuk ke lokasi.
4.
Pembuatan sarana persemaian.
-
Pembuatan bedeng tabur dan naungannya.
-
Pembuatan bedeng sapih dan naungannya.
-
Pembuatan jalan pemeriksaan dan saluran air.
-
Pembuatan bak penampungan air penyiraman.
5.
Penyemaian.
-
Penyediaan media semai.
-
Penanganan/perlakuan awal benih.
-
Penaburan benih pada bedeng tabur.
-
Memasukkan media ke dalam polibag dan penyusunan pada
media sapih.
-
Penyapihan bibit.
-
Menyiapan pemasangan bedeng sapih.
6.
Pemeliharaan bibit.
-
Penyiraman secara periodik.
-
Pemupukan.
-
Penyulaman.
-
Penyiangan.
-
Pengendalian hama penyakit.
7.
Penyiapan bibit.
-
Penyelesaian/penyeleksian bibit siap salur.
-
Pemindahan bibit dari bedengan ke tempat penampungan
sementara.
-
Penyiraman.
8.
Penyaluran bibit.
-
Pengepakan bibit.
-
Pengangkutan bibit siap salur.
Teknik
Budidaya Bibit Tanaman Keras
1.
Teknik Budidaya Tanaman Sengon
Budidaya
sengon diperbanyak dengan menyemaikan biji sengon. Biji sengon yang dijadikan
benih sengon harus terjamin mutunya. Benih sengon yang baik adalah benih sengon
yang berasal dari induk pohon kayu sengon yang
memiliki sifat-sifat genetik yang baik, seperti : bentuk fisiknya tegak lurus
dan tegar, tidak menjadi inang dari hama ataupun tahan penyakit.
Ciri-ciri
benih sengon yang baik yaitu :
·
Kulit
benih sengon bersih berwarna hijau tua
·
Ukuran
benih sengon maksimum
·
Tenggelam
dalam air ketika benih direndam
·
Bentuk
benih sengon masih utuh.
Selain
penampakan visual tersebut, juga perlu diperhatikan daya tumbuh dan daya
hidupnya, dengan memeriksa kondisi lembaga dan cadangan makanannya dengan
mengupas benih tersebut. Jika lembaganya masih utuh dan cukup besar, maka daya
tumbuhnya tinggi. Banyaknya
benih sengon yang dibutuhkan suatu persemaian sengon ditentukan beberapa faktor
sebagai berikut :
·
Jumlah
semai sengon yang harus dihasilkaan
·
Peren
perkecambahan (viabilitas) dari benih sengon yang bersangkutan.
·
Persen
jadi semai sampai bibit sengon siap tanam,dan
·
Jumlah
butir benih sengon tiap kg.
Untuk
menghitung banyaknya benih sengon yang dibutuhkan di persemaian sengon dapat dipergunakan rumus
sebagai berikut :
V =
A / B. C. D
dimana
A =
Jumlah bibit sengon yang harus dihasilkan
B =
Persen perkecambahan dari benih sengon yang bersangkutan
C =
Persen jadi semai sampai siap tanam
D =
Jumlah butir benih sengon tiap kg
V =
Jumlah benih sengon yang dibutuhkan (dalam kg).
Contoh :
Persemaian
sengon (Paraserianthes falcataria) dengan jumlah bibit sengon yang
harus dihasilkan 400.000 batang; persen perkecambahan sengon 50 % persen
jadi semai sampai siap ditanam 80%; jumlah butir benih sengon tiap kg = 50.000.
Maka jumlah yang
dibutuhkan :
V =
400.000 / 50% x 80% x 50.000
= 20 Kg
Benih sengon
Sehubungan
dengan biji sengon memiliki kulit yang liat dan tebal serta segera berkecambah
apabila dalam keadaan lembab, maka sebelum benih sengon disemaikan, sebaiknya
dilakukan treatment terhadap benih sengon tersebut sehingga membuat daya
kecambah dari benih sengon tersebut bisa maksimal, caranya yaitu : Benih
direndam dalam air panas mendidih (80 C) selama 15 – 30 menit. Setelah itu,
benih direndam kembali dalam air dingin sekitar 24 jam, lalu ditiriskan. untuk
selanjutnya benih siap untuk disemaikan. Keberhasilan
persemaian benih sengon ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan tempat, oleh
karena itu perlu diperhatikan beberapa persyaratan memilih tempat persemaian
sengon sebagai berikut :
·
Lokasi
persemaian sengon sebaiknya ditempat yang datar atau dengan derajat kemiringan
maksimum 5%,
·
Memiliki
sumber air yang mudah diperoleh sepanjang musim,
·
Kondisi
tanahnya gembur dan subur, tidak berbatu/kerikil, tidak mengandung tanah liat.
·
Berdekatan
dengan lokasi penanaman sengon dan jalan angkutan, guna menghindari kerusakan
bibit sengon pada waktu pengangkutan.
·
Untuk
memenuhi kebutuhan bibit sengon dalam jumlah besar perlu dibangun persemaian
sengon yang didukung dengan sarana dan prasarana pendukung yang memadai, antara
lain bangunan persemaian, sarana dan prasarana pendukung, sarana produksi
tanaman dll.
Tahapan
Penyemaian Benih Sengon
Kegiatan
penaburan benih sengon dilakukan dengan maksud untuk memperoleh prosentase
kecambah sengon yang maksimal dan menghasilkan kecambah sengon yang sehat.
kualitas kecambah sengon ini akan mendukung terhadap pertumbuhan bibit sengon,
kecambah sengon yang baik akan menghasilkan bibit sengon yang baik pula dan hal
ini akan dapat membentuk tegakan pohon sengon yang berkualitas. Bahan dan alat yang perlu diperhatikan dalam
kegiatan penaburan benih sengon adalah sebagai berikut :
·
Benih
sengon
·
Bedeng
tabur/bedeng kecambah sengon
·
Media
Tabur, campuran pasir dengan tanah 1 : 1
·
Peralatan
penyiraman
·
Tersedianya
air yang cukup
Teknik pelaksanaan, bedeng tabur dibuat dari bahan
kayu/bambu dengan atap rumbia dengan ukuran bak tabur 5 x 1 m ukuran tinggi
naungan depan 75 cm belakang 50 cm. kemudian bedeng tabur disi dengan media
tabur setebal 10 cm , usahakan agar media tabur ini bebas dari kotoran/sampah
untuk menghindari timbulnya penyakit pada kecambah sengon.
Penaburan
benih sengon pada media tabur dilakukan setelah benih sengon mendapat perlakuan
guna mempercepat proses berkecambah dan memperoleh prosen kecambah sengon yang
maksimal. Penaburaan benih sengon dilakukan pada waktu pagi hari atau sore hari
untuk menghindari terjadinya penguapan yang berlebihan.
Penaburan
benih sengon ini ditempatkan pada larikan yang sudah dibuat sebelumnya, ukuran
larikan tabur ini berjara 5 cm antar larikan dengan kedalaman kira – kira 2,0
cm. Usahakan benih sengon tidak saling tumpang tindih agar pertumbuhan kecambah
sengon tidak bertumpuk. Setelah kecambah sengon berumur 7 – 10 hari maka
kecambah sengon siap untuk dilakukan penyapihan. Langkah-langkah
kegiatan penyapihan bibit sengon:
·
Siapkan
polybag ukuran 10 x 15 cm,
· Masukkan
media tanam yang berupa campuran tanah subur, pasir dan pupuk kandang (1:1:1).
Jika tanah cukup gembur, jumlah pasir dikurangi.
· Setelah
media tanam tercampur merata, kemudian dimasukkan ke dalam polybag setinggi ¾
bagian, barulah kecambah sengon ditanam, setiap kantong diberi satu batang
kecambah sengon.
· Polybag
yang telah berisi bibit sengon, diletakkan dibawah para-para yang diberi atap
jerami atau daun kelapa, agar bibit sengon tidak langsung tersengat terik
matahari.
· Pada
masa pertumbuhan bibit sengon kecil sampai pada saat kondisi bibit sengon layak
untuk ditanam di lapangan perlu dilakukan pemeliharaan secara intensif. Pemeliharaan yang
dilakukan terhadap bibit sengon dipersemaian adalah sebagai berikut :
Penyiraman
: Penyiraman
yang optimum akan memberikan pertumbuhan yang optimum pada bibit sengon.
Penyiraman bibit sengon dilakukan pada pagi dan sore hari maupun siang hari
dengan menggunakan nozle. Selanjutnya pada kondisi tertentu, penyiraman dapat
dilakukan lebih banyak dari keadaan normal, yaitu pada saat bibit sengon baru
dipindah dari naungan ke areal terbuka dan hari yang panas.
Pemupukan
: Pemupukan
bibit sengon dilakukan dengan menggunakan larutan "gir". Adapun
pembuatan larutan "gir: sebagai berikut : Disiapkan drum bekas dan separuh
volumenya diisi pupuk kandang. Tambahkan air sampai volumenya ¾ bagian,
kemudian tambahkan 15 kg TSP, lalu diaduk rata. Biarkan selama seminggu dan
setelah itu digunakan untuk pemupukan. Dosis pemupukan sebanyak 2 sendok makan
per 2 minggu, pada umur 6 bulan, ketika tingginya 70 – 125 cm, bibit sengon
siap dipindahkan ke kebun sengon.
Penyulaman
: Penyulaman
dilakukan apabila bibit sengon ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera
agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya.
Penyiangan
: Penyiangan
terhadap gulma, dilakukan dengan mencabut satu per satu dan bila perlu dibantu
dengan alat pencungkil, namun dilakukan hati –hati agar jangan sampai akar
bibit sengon terganggu. Beberapa hama yang biasa menyerang bibit sengon adalah
semut, tikus rayap, dan cacing, sedangkan yang tergolong penyakit ialah
kerusakan bibit sengon yang disebabkan oleh cendawan.
Seleksi
bibit sengon : Kegiatan
seleksi bibit sengon merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum bibit sengon
dimutasikan kelapangan, maksudnya yaitu mengelompokan bibit sengon yang baik
dari bibit sengon yang kurang baik pertumbuhannya. Bibit sengon yang baik
merupakan prioritas pertama yang bisa dimutasikan kelapangan untuk ditanam sedangkan
bibit sengon yang kurang baik pertumbuhannya dilakukan pemeliharaan yang lebih
intensip guna memacu pertumbuhan bibit sengon sehingga diharapkan pada saat
waktu tanam tiba kondisi bibit sengon mempunyai kualitas yang merata.
Penyiapan
Lahan : Penyiapan
lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan pengganggu atau komponen
lain dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan
dibudidayakan. Cara pelaksanaan penyipan lahan digolongkan menjadi 3 cara,
yaitu cara mekanik, semi mekanik dan manual. Jenis kegiatannya terbagi menjadi
dua tahap ;
·
Pembersihan
lahan, yaitu berupa kegiatan penebasan terhadap semak belukar dan padang
rumput. Selanjutnya ditumpuk pada tempat tertentu agar tidak mengganggu ruang
tumbuh tanaman.
· Pengolahan
tanah, dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah dengan cara mencanggkul
atau membajak (sesuai dengan kebutuhan).
Penanaman
: Jenis
kegiatan yang dilakukan berupa persiapan penanaman bibit yang sudah siap tanam adalah
sebagai berikut
:
· Pembuatan
dan pemasangan ajir tanam ajir dapa dibuat dari bahan bambu atau kayu dengan
ukuran, panjang 0,5 – 1 m, lebar 1 – 1,5 cm. Pemasangangan ajir dimaksudkan
untuk memberikan tanda dimana bibit sengon harus ditanam, dengan demikian
pemasangan ajir tersebut harus sesuai dengan jarak tanam yang digunakan
· Pembuatan
lobang tanam, lobang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm tepat pada ajir
yang sudah terpasang.
·
Pengangkutan
bibit sengon, ada dua macam pengangkutan bibit yaitu pengankuatan bibit dari
lokasi persemaian ketempat penampungan bibit sementara di lapangan (lokasi
penanaman), dan pengangkutan bibit dari tempat penampungan sementara ke tempat
penanaman.
· Penanaman
bibit sengon, pelaksanaan kegiatan penanaman sengon harus dilakukan secara hati
– hati agar bibit sengon tidak rusak dan penempatan bibit sengon pada lobang
tanam harus tepat ditengah-tengah serta akar bibit sengon tidak terlipat, hal
ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit sengon selanjutnya.
Pemeliharaan, kegiatan pemeliharaan
yang dilakukan adalah pemeliharaan bibit setelah bibit ditanam
dilapangan antara lain :
· Penyulaman,
yaitu penggantian tanaman sengon yang mati atau sakit dengan tanaman sengon
yang baik, penyulaman pertama dilakukan sekitar 2-4 minggu setelah tanam,
penyulaman kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun pertama (sebelum
tanaman berumur 1 tahun). Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak tertinggal
dengan tanaman lain, maka dipilih bibit sengon yang baik disertai pemeliharaan
yang intensif.
· Penyiangan,
pada dasarnya kegiatan penyiangan dilakukan untuk membebaskan tanaman pokok
dari tanaman penggagu dengan cara membersihkan gulma yang tumbuh liar di
sekeliling tanaman sengon, agar kemampuan kerja akar sengon dalam menyerap
unsur hara dapat berjalan secara optimal. Disamping itu tindakan penyiangan
juga dimaksudkan untuk mencegah datangnya hama dan penyakit yang biasanya
menjadikan rumput atau gulma lain sebagai tempat persembunyiannya, sekaligus
untuk memutus daur hidupnya. penyiangan dilakukan pada tahun-tahun permulaan
sejak penanaman agar pertumbuhan tanaman sengon tidak kerdil atau terhambat, selanjutnya
pada awal maupun akhir musim penghujan, karena pada waktu itu banyak gulma yang
tumbuh.
· Pendangiran,
pendangiran yaitu usaha mengemburkan tanah disekitar tanaman sengon dengan
maksud untuk memperbaiki struktur tanah yang berguna bagi pertumbuhan
tanaman.
· Pemangkasan,
melakukan pemotongan cabang pohon sengon yang tidak berguna (tergantung dari
tujuan penanaman).
·
Penjarangan,
penjarangan dilakukan untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih leluasa bagi
tanaman sengon yang tinggal. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman sengon
berumur 2 dan 4 tahun.
KESIMPULAN
Pelaksanaan KBR oleh Kelompok Tani Hutan di Kec. Pulung Kabupaten Ponorogo cukup berhasil dengan maksimal. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan pembuatan KBR dimulai adalah sebagai berikut :
- Pelaksanaan kegiatan
disesuaikan dengan kondisi musim. Sehingga pertumbuhan bibit dapat maksimal.
- Sebelum pelaksanaan kegiatan
pembuatan persemaian KBR perlu diadakan pelatihan. Yang mana pelatihan tersebut
tidak hanya secara klasikal di ruangan, namun juga praktek.
- Diadakan kegiatan
kunjungan ke tempat persemaian yang sudah berhasil sehingga para pelaksana
kegiatan KBR mempunyai gambaran lengkap mengenai persemaian untuk tanaman
kehutanan dan MPTS.
-
Akan lebih baik jika petani
pengelola sebelumnya magang terlebih dahulu di persemaian yang telah berhasil,
sehingga dapat merasakan dan menyerap ilmu mengenai persemaian dengan lebih
baik
PENUTUP
Kegiatan KBR merupakan kegiatan yang positif untuk memberdayakan masyarakat
dalam pembuatan persemaian. Masyarakat diharapkan mampu mengembangkan
persemaian secara swadana untuk memenuhi kebutuhannya akan bibit tanaman keras
maupun untuk tujuan dijual ke pihak lain.
Semoga dengan adanya pelaksanaan Kebun Bibit Rakyat di Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo,
lahan-lahan masyarakat yang masih kosong dan kurang produktif dapat segera
teratasi sehingga proses percepatan rehabilitasi hutan dan lahan dapat tercapai
sesuai tujuan yang diharapkan.
SALAM LESTARI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar