NILAI EKONOMI AREN SEBAGAI SUMBER PANGAN DI KELOMPOK TANI HUTAN (KTH) NGGAYUH LESTARI DESA BANARAN KECAMATAN PULUNG KABUPATEN PONOROGO

Anton Arifi Siskarya Putra, S. Hut. l Penyuluh Kehutanan

Komoditas tanaman aren sering dijuluki sebagai pohon kehidupan telah lama menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keseharian sebagaian masyarakat Kabupaten Ponorogo.Tanaman aren memiliki potensi luar biasa tidak hanya dalam konteks ekonomi, tetapi juga sosial dan ekologis.
Tanaman aren dikenal adaptif terhadap berbagai kondisi lingkungan, termasuk tanah marginal sehingga sangat ideal sebagai tanaman untuk rehabilitasi hutan dan lahan. Dalam konteks ekonomi tanaman aren menjadi sumber penghidupan utama bagi petani di Indonesia terutama melalui produksi gula aren yang bernilai ekonomi tinggi. Tanaman aren juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dengan mencegah erosi dan meningkatkan kapasitas penyimpanan air tanah.
Kelompok Tani Hutan (KTH) Nggayuh Lestari Desa Banaran Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo yang berada di Lereng Gunung Wilis mempunyai potensi tanaman aren seluas kurang lebih 10 hekter. Produk paling dikenal dari tanaman aren yang diolah secara tradisional di Kelompok Tani Hutan (KTH) Nggayuh Lestari adalah gula aren, berasal dari nira yang disadap dari bunga jantan untuk mendapatkan hasil nira yang baik. Selain gula, buah aren yang lebih dikenal dengan nama kolang-kaling juga banyak dikonsumsi karena memiliki serat cukup tinggi sehingga memberikan rasa kenyang lebih lama. Selain itu, kolang-kaling juga memiliki kandungan air cukup tinggi untuk mencegah dehidrasi serta karbohidrat yang cukup kompleks sebagai sumber energi.
Bagian lain dari tanaman aren yang bernilai adalah pati atau sagu aren yang diperoleh dari empulur batang. Sagu aren mengandung karbohidrat tinggi dan dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan seperti mie, roti, atau kue tradisional.
Strategi pengembangan tanaman aren dalam aspek lingkungan dan konservasi lahan, tanaman aren memiliki peran penting dalam melestarikan ekosistem. Sistem akar aren yang kuat membantu menahan erosi tanah di daerah lereng, menjadikannya tanaman ideal untuk kawasan rawan longsor. Selain itu, aren berperan sebagai penyerap air tanah yang efektif, menjaga keseimbangan hidrologis, terutama di daerah yang rawan kekeringan. Tanaman ini juga mendukung keberlanjutan keanekaragaman hayati.
Oleh karena itu, budidaya aren di kawasan hutan dapat menjadi model agroforestry yang mengintegrasikan konservasi lingkungan dengan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Pascapanen, inovasi seperti distilasi modern untuk bioetanol atau teknologi pengolahan tepung aren telah meningkatkan kualitas produk dan efisiensi produksi.
Selain itu, ijuk pada tanaman aren menjadi salah satu serat alami untuk kebutuhan industri. Dengan demikian, setiap bagian tanaman aren dapat dimanfaatkan, baik untuk pangan dan energi, juga dalam industri.
Pengembangan komoditas aren memerlukan sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Dalam hal ini Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Pacitan berperan langsung dalam Pembinaan dan Penyuluhan terhadap Kelompok Pengelola Produk Aren. Kebijakan pemerintah seperti program reboisasi berbasis aren dan insentif bagi petani aren menjadi langkah penting dalam meningkatkan budidaya tanaman aren. dapat membantu petani meningkatkan produktivitas dan pendapatan.
Integrasi model bisnis berbasis pemberdayaan masyarakat lokal dapat mendorong peningkatan ekonomi dan pemerataan manfaat dari pengelolaan aren. Dengan potensi besar di bidang pangan, energi, dan lingkungan, aren adalah salah satu aset strategis untuk pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Sinergi antara teknologi, kebijakan, dan pemberdayaan masyarakat diperlukan untuk memaksimalkan manfaat tanaman ini. Jika dikelola dengan baik, aren dapat menjadi solusi bagi tantangan ketahanan pangan, transisi energi bersih, dan pelestarian lingkungan, menjadikannya aset penting bagi generasi mendatang. Ke depan, tanaman aren memiliki peluang untuk menjadi komoditas unggulan Kelompok Tani Hutan (KTH) Nggayuh Lestari Desa Banaran Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo, baik di pasar domestik maupun internasional, mencerminkan potensi besar negeri ini dalam mengelola sumber daya alamnya secara bijaksana dan berkelanjutan.