Rabu, 03 Agustus 2022

TEHNIK PEMBUATAN PERSEMAIAN BIBIT SENGON


TEHNIK PEMBUATAN PERSEMAIAN BIBIT SENGON PADA PEMBUATAN 
KEBUN BIBIT RAKYAT
DI KECAMATAN PULUNG KABUPATEN PONOROGO
TAHUN 2022


PENDAHULUAN

       A. Latar Belakang

Kecamatan Pulung merupakan daerah tangkapan air / bufferzone. Apabila fungsi tersebut tidak berjalan dengan baik maka akan mengakibatkan malapetaka baik bagi warga Kecamatan Pulung sendiri maupun masyarakat daerah lain, berupa banjir dan kekeringan. Keberadaan Kecamatan Pulung yang begitu strategis bagi daerah-daerah lain, maka dalam pelaksanaan pembangunan kehutanan harus berdasarkan kaidah-kaidah rehabilitasi dan konservasi. Salah satu bentuk upaya rehabilitasi dan konservasi adalah dengan terus menggalakkan kegiatan penanaman pada lahan-lahan kritis maupun yang kosong.
Oleh karena itu upaya menanam di lahan kritis atau lahan kosong dan lahan tidak produktif dengan jenis tanaman hutan (kayu-kayuan) dan jenis tanaman serbaguna merupakan salah satu cara untuk menjaga kelestarian hutan.  Selain itu, upaya tersebut juga dapat memberikan hasil berupa kayu, getah, buah, serat, pakan ternak dan lain sebagainya yang dapat menamabah penghasilan masyarakat.
Keinginan masyarakat untuk menanam tanaman hutan dan jenis tanaman serbaguna dalam berbagai upaya rehabilitasi hutan dan lahan, dibatasi oleh ketidakmampuan mereka untuk memperoleh bibit yang berkualitas.  Sebagai akibatnya masyarakat cenderung menanam tanaman hutan dan jenis tanaman serbaguna dari biji atau benih asalan, sehingga tanaman tersebut memerlukan waktu lebih panjang untuk berproduksi dan apabila berproduksi kualitas dan kuantitas hasilnya kurang memuaskan. 
Bertolak dari pengalaman tersebut dipandang perlu untuk merumuskan kegiatan penyediaan bibit tanaman hutan dan jenis tanaman serbaguna (MPTS) yang prosesnya dibuat secara swakelola oleh kelompok tani.  Kegiatan tersebut berupa pembuatan Kebun Bibit Rakyat (KBR). Khusus untuk Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo pada tahun 2022. 
Tentu saja dalam pelaksanaan kegiatan pembuatan Kebun Bibit Rakyat (KBR) oleh kelompok tani hutan tersebut diperlukan monitoring dan evaluasi. Sehingga dengan adanya monitoring yang melekat dan dilakukan secara periodik, maka pelaksanaan pembuatan KBR dapat berhasil menghasilkan bibit yang berkualitas bagus dan tersalurkan sesuai dengan rencana. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh kelompok pelaksana KBR dapat teratasi dengan cepat dan tepat apabila monitoring berjalan dengan baik.




B. Tujuan

Memberikan gambaran mengenai pengembangan hutan rakyat serta tingkat keberhasilan pelaksanaan Kebun Bibit Rakyat dengan jenis tanaman sengon.




TEKNIK PEMBUATAN PERSEMAIAN


Pembuatan persemaian dalam kegiatan Kebun Bibit Rakyat harus memenuhi kaidah-kaidah teknis, sehingga dapat menghasilkan bibit yang bermutu tinggi. Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam pembuatan persemaian adalah sebagai berikut :

A.       Penetapan Lokasi Persemaian
        Persyaratan lokasi yang baik untuk persemaian adalah :
-       Lokasi persemaian dekat dengan areal penanaman.
-       Kepemilikan lahan jelas, bukan merupakan tanah sengketa.
-     Topografi areal persemaian datar, dengan kemiringan tidak lebih dari 5 %, jika terpaksa berada di lokasi yang miring, maka areal tersebut harus diteras.
-       Areal yang rendah / cekungan untuk dihindari karena akan mudah tergenang air.
-  Tersedia sumber air yang cukup dan konsisten, dengan lokasi sumber air dekat dengan persemaian.
-    Iklim pada lokasi persemaian kondusif bagi pertumbuhan bibit dan sesuai dengan ikilm dari rencana lokasi penanaman.
-   Areal yang tersedia cukup luas sehingga mampu memproduksi jumlah bibit yang direncanakan.
-       Lokasi persemaian memungkinkan untuk mudah mendapatkan  tenaga kerja.
-       Keamanan terjamin, baik dari potensi bencana maupun pencurian.
-       Mudah dijangkau, dekat dengan akses jalan.  
                                    
B.       Kebutuhan Alat/Bahan dan Tenaga Kerja
      Peralatan yang dibutuhkan tergantung dari jenis persemaian, untuk persemaian sederhana seperti KBR, alat/bahan yang dibutuhkan adalah :
 -          Alat pertanian seperti cangkul, sekop, embrat/gembor dll.
 -          Alat-alat untuk perlakuan benih (panci, karung dll) yang disesuaikan dengan jenis                          benihnya.
-          Ayakan media.
-          Instalasi pengairan, seperti selang, pompa air dan bak penampungan air
-          Bahan membuat bibit meliputi media tanam (tanah top soil & pupuk), polibag, bambu, dan naungan.
-          Papan nama dll.
Selain alat/bahan juga diperlukan tenaga kerja yang bertugas sesuai dengan tanggung
jawabnya masing-masing. Tenaga kerja tersebut secara garis besar terbagi atas manager,
mandor dan pekerja kasar.

C.       Tata Waktu Pembuatan Persemaian
Produk akhir dari persemaian adalah bibit. Bibit tersebut biasanya ditanam pada waktu musim penghujan. Sehingga pada saat perencanaan pembuatan persemaian harus diperhatikan tata waktu pelaksanaan.
Sehubungan dengan umur bibit pada persemaian setiap jenis tanaman berbeda, maka awal dari pembuatan persemaian masing-masing jenis bibit tidak sama. Pembuatan persemaian dihitung mundur dari bulan tanam, yang biasanya jatuh pada bulan-bulan musim penghujan yakni Agustus sampai dengan Desember.


D.       Pelaksanaan Pembuatan Persemaian
Pelaksanaan pembuatan persemaian, baik persemaian permanen maupun skala kecil, pada umumnya melalui tahapan sebagai berikut :
1.    Mencari dan menunjuk lokasi persemaian.
2.    Risalah lokasi/lapangan.
-       Mengukur calon lokasi persemaian.
-       Memasang patok batas.
-       Mencari informasi harga bahan dan upah tenaga kerja.
3.    Persiapan lapangan.
-       Pemancangan batas lokasi kembali.
-       Pembersihan lapangan.
-       Pembuatan papan nama persemaian dan bedengan.
-       Pembuatan jalan masuk ke lokasi.
4.    Pembuatan sarana persemaian.
-       Pembuatan bedeng tabur dan naungannya.
-       Pembuatan bedeng sapih dan naungannya.
-       Pembuatan jalan pemeriksaan dan saluran air. 
-       Pembuatan bak penampungan air penyiraman.
5.    Penyemaian.
-       Penyediaan media semai.
-       Penanganan/perlakuan awal benih.
-       Penaburan benih pada bedeng tabur.
-       Memasukkan media ke dalam polibag dan penyusunan pada media sapih.
-       Penyapihan bibit.
-       Menyiapan pemasangan bedeng sapih. 
6.    Pemeliharaan bibit.
-       Penyiraman secara periodik.
-       Pemupukan.
-       Penyulaman.
-       Penyiangan.
-       Pengendalian hama penyakit.
7.    Penyiapan bibit.
-       Penyelesaian/penyeleksian bibit siap salur.
-       Pemindahan bibit dari bedengan ke tempat penampungan sementara.
-       Penyiraman.
8.    Penyaluran bibit.
-       Pengepakan bibit.
-       Pengangkutan bibit siap salur.

      Teknik Budidaya Bibit Tanaman Keras

1.         Teknik Budidaya Tanaman Sengon



Budidaya sengon diperbanyak dengan menyemaikan biji sengon. Biji sengon yang dijadikan benih sengon harus terjamin mutunya. Benih sengon yang baik adalah benih sengon yang berasal dari induk pohon kayu sengon yang memiliki sifat-sifat genetik yang baik, seperti : bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak menjadi inang dari hama ataupun tahan penyakit.
Ciri-ciri benih sengon yang baik yaitu :
·            Kulit benih sengon bersih berwarna hijau tua
·            Ukuran benih sengon maksimum
·            Tenggelam dalam air ketika benih direndam
·            Bentuk benih sengon masih utuh.
Selain penampakan visual tersebut, juga perlu diperhatikan daya tumbuh dan daya hidupnya, dengan memeriksa kondisi lembaga dan cadangan makanannya dengan mengupas benih tersebut. Jika lembaganya masih utuh dan cukup besar, maka daya tumbuhnya tinggi. Banyaknya benih sengon yang dibutuhkan suatu persemaian sengon ditentukan beberapa faktor sebagai berikut :
·           Jumlah semai sengon yang harus dihasilkaan
·           Peren perkecambahan (viabilitas) dari benih sengon yang bersangkutan.
·           Persen jadi semai sampai bibit sengon siap tanam,dan
·           Jumlah butir benih sengon tiap kg.
Untuk menghitung banyaknya benih sengon yang dibutuhkan di persemaian sengon dapat dipergunakan rumus sebagai berikut :
V =  A /  B. C. D
dimana
A = Jumlah bibit sengon yang harus dihasilkan
B = Persen perkecambahan dari benih sengon yang bersangkutan
C = Persen jadi semai sampai siap tanam
D = Jumlah butir benih sengon tiap kg
V = Jumlah benih sengon yang dibutuhkan (dalam kg).
Contoh :
Persemaian sengon (Paraserianthes falcataria) dengan jumlah bibit sengon  yang harus dihasilkan 400.000 batang; persen perkecambahan sengon  50 % persen jadi semai sampai siap ditanam 80%; jumlah butir benih sengon tiap kg = 50.000. Maka jumlah yang dibutuhkan :
V = 400.000 / 50% x 80% x 50.000
    = 20 Kg Benih sengon
Sehubungan dengan biji sengon memiliki kulit yang liat dan tebal serta segera berkecambah apabila dalam keadaan lembab, maka sebelum benih sengon disemaikan, sebaiknya dilakukan treatment terhadap benih sengon tersebut sehingga membuat daya kecambah dari benih sengon tersebut bisa maksimal, caranya yaitu : Benih direndam dalam air panas mendidih (80 C) selama 15 – 30 menit. Setelah itu, benih direndam kembali dalam air dingin sekitar 24 jam, lalu ditiriskan. untuk selanjutnya benih siap untuk disemaikan. Keberhasilan persemaian benih sengon ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan tempat, oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa persyaratan memilih tempat persemaian sengon sebagai berikut :
·           Lokasi persemaian sengon sebaiknya ditempat yang datar atau dengan derajat kemiringan maksimum 5%,
·           Memiliki sumber air yang mudah diperoleh sepanjang musim,
·           Kondisi tanahnya gembur dan subur, tidak berbatu/kerikil, tidak mengandung tanah liat.
·           Berdekatan dengan lokasi penanaman sengon dan jalan angkutan, guna menghindari kerusakan bibit sengon pada waktu pengangkutan.
·           Untuk memenuhi kebutuhan bibit sengon dalam jumlah besar perlu dibangun persemaian sengon yang didukung dengan sarana dan prasarana pendukung yang memadai, antara lain bangunan persemaian, sarana dan prasarana pendukung, sarana produksi tanaman dll.

Tahapan Penyemaian Benih Sengon
Kegiatan penaburan benih sengon dilakukan dengan maksud untuk memperoleh prosentase kecambah sengon yang maksimal dan menghasilkan kecambah sengon yang sehat. kualitas kecambah sengon ini akan mendukung terhadap pertumbuhan bibit sengon, kecambah sengon yang baik akan menghasilkan bibit sengon yang baik pula dan hal ini akan dapat membentuk tegakan pohon sengon yang berkualitas.  Bahan dan alat yang perlu diperhatikan dalam kegiatan penaburan benih sengon adalah sebagai berikut :
·           Benih sengon
·           Bedeng tabur/bedeng kecambah sengon
·           Media Tabur, campuran pasir dengan tanah 1 : 1
·           Peralatan penyiraman
·           Tersedianya air yang cukup
Teknik pelaksanaan, bedeng tabur dibuat dari bahan kayu/bambu dengan atap rumbia dengan ukuran bak tabur 5 x 1 m ukuran tinggi naungan depan 75 cm belakang 50 cm. kemudian bedeng tabur disi dengan media tabur setebal 10 cm , usahakan agar media tabur ini bebas dari kotoran/sampah untuk menghindari timbulnya penyakit pada kecambah sengon.
Penaburan benih sengon pada media tabur dilakukan setelah benih sengon mendapat perlakuan guna mempercepat proses berkecambah dan memperoleh prosen kecambah sengon yang maksimal. Penaburaan benih sengon dilakukan pada waktu pagi hari atau sore hari untuk menghindari terjadinya penguapan yang berlebihan.
Penaburan benih sengon ini ditempatkan pada larikan yang sudah dibuat sebelumnya, ukuran larikan tabur ini berjara 5 cm antar larikan dengan kedalaman kira – kira 2,0 cm. Usahakan benih sengon tidak saling tumpang tindih agar pertumbuhan kecambah sengon tidak bertumpuk. Setelah kecambah sengon berumur 7 – 10 hari maka kecambah sengon  siap untuk dilakukan penyapihan. Langkah-langkah kegiatan penyapihan bibit sengon:
·           Siapkan polybag ukuran 10 x 15 cm,
·      Masukkan media tanam yang berupa campuran tanah subur, pasir dan pupuk kandang (1:1:1). Jika tanah cukup gembur, jumlah pasir dikurangi.
·          Setelah media tanam tercampur merata, kemudian dimasukkan ke dalam polybag setinggi ¾ bagian, barulah kecambah sengon ditanam, setiap kantong diberi satu batang kecambah sengon.
·     Polybag yang telah berisi bibit sengon, diletakkan dibawah para-para yang diberi atap jerami atau daun kelapa, agar bibit sengon tidak langsung tersengat terik matahari.
·      Pada masa pertumbuhan bibit sengon kecil sampai pada saat kondisi bibit sengon layak untuk ditanam di lapangan perlu dilakukan pemeliharaan secara intensif. Pemeliharaan yang dilakukan terhadap bibit sengon dipersemaian adalah sebagai berikut :
Penyiraman : Penyiraman yang optimum akan memberikan pertumbuhan yang optimum pada bibit sengon. Penyiraman bibit sengon dilakukan pada pagi dan sore hari maupun siang hari dengan menggunakan nozle. Selanjutnya pada kondisi tertentu, penyiraman dapat dilakukan lebih banyak dari keadaan normal, yaitu pada saat bibit sengon baru dipindah dari naungan ke areal terbuka dan hari yang panas. 
Pemupukan : Pemupukan bibit sengon dilakukan dengan menggunakan larutan "gir". Adapun pembuatan larutan "gir: sebagai berikut : Disiapkan drum bekas dan separuh volumenya diisi pupuk kandang. Tambahkan air sampai volumenya ¾ bagian, kemudian tambahkan 15 kg TSP, lalu diaduk rata. Biarkan selama seminggu dan setelah itu digunakan untuk pemupukan. Dosis pemupukan sebanyak 2 sendok makan per 2 minggu, pada umur 6 bulan, ketika tingginya 70 – 125 cm, bibit sengon siap dipindahkan ke kebun sengon. 
Penyulaman :  Penyulaman dilakukan apabila bibit sengon ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya.
Penyiangan :  Penyiangan terhadap gulma, dilakukan dengan mencabut satu per satu dan bila perlu dibantu dengan alat pencungkil, namun dilakukan hati –hati agar jangan sampai akar bibit sengon terganggu. Beberapa hama yang biasa menyerang bibit sengon adalah semut, tikus rayap, dan cacing, sedangkan yang tergolong penyakit ialah kerusakan bibit sengon yang disebabkan oleh cendawan. 
Seleksi bibit sengon : Kegiatan seleksi bibit sengon merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum bibit sengon dimutasikan kelapangan, maksudnya yaitu mengelompokan bibit sengon yang baik dari bibit sengon yang kurang baik pertumbuhannya. Bibit sengon yang baik merupakan prioritas pertama yang bisa dimutasikan kelapangan untuk ditanam sedangkan bibit sengon yang kurang baik pertumbuhannya dilakukan pemeliharaan yang lebih intensip guna memacu pertumbuhan bibit sengon sehingga diharapkan pada saat waktu tanam tiba kondisi bibit sengon mempunyai kualitas yang merata.
Penyiapan Lahan : Penyiapan lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan pengganggu atau komponen lain dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dibudidayakan. Cara pelaksanaan penyipan lahan digolongkan menjadi 3 cara, yaitu cara mekanik, semi mekanik dan manual. Jenis kegiatannya terbagi menjadi dua  tahap ; 
·           Pembersihan lahan, yaitu berupa kegiatan penebasan terhadap semak belukar dan padang rumput. Selanjutnya ditumpuk pada tempat tertentu agar tidak mengganggu ruang tumbuh tanaman.
·  Pengolahan tanah, dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah dengan cara mencanggkul atau membajak (sesuai dengan kebutuhan).
Penanaman : Jenis kegiatan yang dilakukan berupa persiapan penanaman bibit yang                sudah siap tanam adalah sebagai berikut :
·      Pembuatan dan pemasangan ajir tanam ajir dapa dibuat dari bahan bambu atau kayu dengan ukuran, panjang 0,5 – 1 m, lebar 1 – 1,5 cm. Pemasangangan ajir dimaksudkan untuk memberikan tanda dimana bibit sengon harus ditanam, dengan demikian pemasangan ajir tersebut harus sesuai dengan jarak tanam yang digunakan 
·         Pembuatan lobang tanam, lobang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm tepat pada ajir yang sudah terpasang. 
·           Pengangkutan bibit sengon, ada dua macam pengangkutan bibit yaitu pengankuatan bibit dari lokasi persemaian ketempat penampungan bibit sementara di lapangan (lokasi penanaman), dan pengangkutan bibit dari tempat penampungan sementara ke tempat penanaman. 
·         Penanaman bibit sengon, pelaksanaan kegiatan penanaman sengon harus dilakukan secara hati – hati agar bibit sengon tidak rusak dan penempatan bibit sengon pada lobang tanam harus tepat ditengah-tengah serta akar bibit sengon tidak terlipat, hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit sengon selanjutnya.
Pemeliharaan, kegiatan pemeliharaan yang dilakukan adalah pemeliharaan bibit setelah         bibit ditanam dilapangan antara lain  :
·     Penyulaman, yaitu penggantian tanaman sengon yang mati atau sakit dengan tanaman sengon yang baik, penyulaman pertama dilakukan sekitar 2-4 minggu setelah tanam, penyulaman kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun pertama (sebelum tanaman berumur 1 tahun). Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak tertinggal dengan tanaman lain, maka dipilih bibit sengon yang baik disertai pemeliharaan yang intensif.
·         Penyiangan, pada dasarnya kegiatan penyiangan dilakukan untuk membebaskan tanaman pokok dari tanaman penggagu dengan cara membersihkan gulma yang tumbuh liar di sekeliling tanaman sengon, agar kemampuan kerja akar sengon dalam menyerap unsur hara dapat berjalan secara optimal. Disamping itu tindakan penyiangan juga dimaksudkan untuk mencegah datangnya hama dan penyakit yang biasanya menjadikan rumput atau gulma lain sebagai tempat persembunyiannya, sekaligus untuk memutus daur hidupnya. penyiangan dilakukan pada tahun-tahun permulaan sejak penanaman agar pertumbuhan tanaman sengon tidak kerdil atau terhambat, selanjutnya pada awal maupun akhir musim penghujan, karena pada waktu itu banyak gulma yang tumbuh. 
·     Pendangiran, pendangiran yaitu usaha mengemburkan tanah disekitar tanaman sengon dengan maksud untuk memperbaiki struktur tanah yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. 
·   Pemangkasan, melakukan pemotongan cabang pohon sengon yang tidak berguna (tergantung dari tujuan penanaman). 
·           Penjarangan, penjarangan dilakukan untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih leluasa bagi tanaman sengon yang tinggal. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman sengon berumur 2 dan 4 tahun.



KESIMPULAN

Pelaksanaan KBR oleh Kelompok Tani Hutan di Kec. Pulung Kabupaten Ponorogo diharapkan berhasil dengan maksimal. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan pembuatan KBR dimulai adalah sebagai berikut :
-    Pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan kondisi musim. Sehingga pertumbuhan bibit dapat maksimal.
-     Sebelum pelaksanaan kegiatan pembuatan persemaian KBR perlu diadakan pelatihan. Yang mana pelatihan tersebut tidak hanya secara klasikal di ruangan, namun juga praktek.
-     Diadakan kegiatan kunjungan ke tempat persemaian yang sudah berhasil sehingga para pelaksana kegiatan KBR mempunyai gambaran lengkap mengenai persemaian untuk tanaman kehutanan dan MPTS.
-          Akan lebih baik jika petani pengelola sebelumnya magang terlebih dahulu di persemaian yang telah berhasil, sehingga dapat merasakan dan menyerap ilmu mengenai persemaian dengan lebih baik

 PENUTUP

Kegiatan KBR merupakan kegiatan yang positif untuk memberdayakan masyarakat dalam pembuatan persemaian. Masyarakat diharapkan mampu mengembangkan persemaian secara swadana untuk memenuhi kebutuhannya akan bibit tanaman keras maupun untuk tujuan dijual ke pihak lain.
Semoga dengan adanya pelaksanaan Kebun Bibit Rakyat di Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo, lahan-lahan masyarakat yang masih kosong dan kurang produktif dapat segera teratasi sehingga proses percepatan rehabilitasi hutan dan lahan dapat tercapai sesuai tujuan yang diharapkan.


SALAM LESTARI  

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sosialisasi Penyiapan dan Pengembangan Perhutanan Sosial Di Desa Banaran Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo

Sosialisasi Penyiapan dan Pengembangan Perhutanan Sosial Di Desa Banaran Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo Perhutanan Sosial adalah sistem...