Rabu, 10 Maret 2021

BUDIDAYA PORANG DI KABUPATEN MADURA

     BUDIDAYA PORANG DI KABUPATEN MADURA


Budidaya porang sedang banyak dibicarakan dikarenakan memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan. Karena umbi tanaman porang mengandung zat Glucomanan yang memiliki banyak manfaat di bidang industri dan juga kesehatan.

Porang (Amorphopallus muelleri) merupakan tanaman herbal yang dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian sekitar 1,5 meter, tanaman ini merupakan tanaman penghasil umbi yang banyak hidup di hutan tropis.

Secara fisik, tanaman porang tumbuh dengan tangkai tunggal atau batang bercorak belang-belang hijau-putih. Tanaman porang hanya bisa tumbuh di bawah pepohonan penyangga seperti pohon jati.  

Selain itu, porang juga digunakan untuk pembuatan lem dan jelly yang beberapa tahun terakhir diekspor ke Jepang. Apabila dulur-dulur tertarik untuk memulai budidaya tanaman porang, berikut kami sajikan informasi mengenai cara budidaya porang dari awal hingga panen.

 


1. Syarat Tumbuh Budidaya Porang

Agar budidaya tanaman porang mendapatkan hasil yang maksimal, sebaiknya dulur perlu memperhatikan syarat-syarat tumbuh tanaman porang sebagai berikut:

A. Jenis Dan PH Tanah

Tanaman porang dapat tumbuh pada jenis tanah apa saja. Namun untuk mendapatkan hasil yang baik, maka siapkan tanah yang gembur dan subur serta tidak tergenang air.

Selain itu, pastikan keasaman tanah berada pada pH 6 – 7

B. Kondisi Lingkungan

Tanaman porang memerlukan naungan agar pertumbuhannya baik. Tingkat kerapatan naungan minimal 40 %.

Naungan yang cocok untuk tanaman porang adalah pepohonan jenis jati, mahoni, dan sono.

C. Iklim Atau Suhu

Tanaman porang mempunyai sifat khusus yaitu mempunyai toleransi yang sangat tinggi terhadap naungan atau tempat teduh. Tanaman tersebut dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 700 mdpl. Tetapi ketinggian yang paling baik untuk budidaya porang adalah pada ketinggian 100 – 600 mdpl.

2. Teknik Perkembangbiakan Porang

Perkembangbiakan tanaman porang dapat dilakukan secara vegetatif maupun generatif. Secara umum, teknik perkembangbiakan porang dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:

A. Perkembangbiakan dengan Bintil atau Katak

Katak adalah bintil berwarna coklat kehitaman yang muncul pada pangkal atau tangkai daun tanaman porang. Dalam 1 kg katak berisi sekitar 100 butir katak.

Katak dikumpulkan pada masa panen, kemudian disimpan hingga memasuki musim penghujan untuk langsung ditanam pada lahan yang telah disiapkan.

 


 

B. Perkembangbiakan dengan Biji atau Buah

Setiap kurun waktu empat tahun, tanaman porang akan menghasilkan bunga yang akan menjadi buah atau biji.

Satu tongkol buah bisa menghasilkan biji sampai 250 butir yang dapat digunakan sebagai bibit porang dengan cara disemaikan terlebih dahulu.

C. Perkembangbiakan dengan Umbi

Untuk umbi yang berukuran kecil, diperoleh dari hasil pengurangan tanaman yang sudah terlalu rapat sehingga perlu untuk dikurangi. Hasil pengurangan ini dikumpulkan yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai bibit.

Untuk umbi yang berukuran besar, umbi dipecah-pecah sesuai ukuran yang diinginkan selanjutnya ditanam pada lahan yang telah disiapkan.

 


3. Persiapan Lahan Budidaya Porang

 



Lokasi terbaik untuk budidaya porang adalah di bawah naungan pepohonan. Namun, di lahan terbuka pun porang bisa tumbuh dengan baik dan normal asalkan diberi naungan seperti paranet agar intensitas sinar matahari tidak terlalu berlebih.

Adapun persiapan lahan porang yang harus dulur-dulur lakukan adalah sebagai berikut :

    • Bersihkan lahan yang akan digunakan dari gulma dan sisa tanaman
    • Setiap 4 Ha dijadikan 1 blok dan dibuat jalan pemeriksaan selebar 2 m sebagai batas balok
    • Pemasangan ajir dengan jarak 1 m x 1 m baik untuk umbi maupun untuk katak
    • Buat jalur menggunakan cangkul selebar 0,5 m, untuk bibit yang menggunakan katak yang ditanam pada jalur yang sudah dicangkul.
    • Pembuatan lubang tanam untuk bibit yang menggunakan umbi dengan ukuran lubang sekitar 20x20x20 cm.
    • Pemberian pupuk dasar dilakukan sebelum umbi ditanam dengan pupuk bokashi sebanyak 0,5 kg/lubang yang dicampur dengn top soil, sedngkan untuk katak pupuk bokashi dicampur pada tanah sekitar ajir.

4. Cara Menanam Porang

Tanaman porang paling baik ditanam ketika musim hujan, yaitu sekitar bulan November – Desember. Tahap penanaman porang adalah sebagai berikut:

    • Bibit yang telah dipilih dimasukkan satu per satu ke dalam lubang tanam dengan letak bakal tunas menghadap ke atas
    • Untuk setiap lubang tanam diisi 1 bibit porang dengan jarak tanam 1 m x 1 m
    • Tutup lubang tanam dengan tanah setebal 3 cm

5. Cara Pemupukan Tanaman Porang

Pemupukan porang terbaik adalah dengan menggunakan pupuk secara organik. Pupuk organik terbaik telah terbukti bisa meningkatkan hasil panen dan bisa menghasilkan panen terbesar. 

Pupuk terbaik adalah yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen porang. Pupuk organik yang baik mengandung unsur hara makro dan mikro lengkap, mengandung bakteri premium, mengandung enzime pertumbuhan dan terbukti bisa mencegah penularan penyakit, utamanya penyakit tular tanah yang dapat mempengaruhi kualitas umbi porang. 

6. Pemeliharaan Dalam Budidaya Porang

Untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang maksimal, dapat dilakukan perawatan yang intensif dengan cara penyiangan gulma. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma yang dapat menjadi pesaing tanaman porang dalam hal kebutuhan air dan unsur hara.

Penyiangan sebaiknya dilakukan sebulan setelah umbi porang ditanam. Penyiangan berikutnya dilakukan saat ada gulma yang muncul. Gulma yang sudah disiang lalu ditimbun di dalam lubang untuk dijadikan pupuk organik.

7. Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Tanaman Porang

Hama yang ditemukan menyerang tanaman porang adalah belalang, ulat makasar orketti, ulat umbi araechenes dan nematoda.

Sedangkan penyakit umum porang adalah: busuk batang semu, layu daun oleh jamur Sclerotium sp, Rhyzoctonia sp, Cercospora sp. Pengendalian nematoda jenis Heterodera sering menyerang umbi porang dapat menggunakan Carbofuran, sedangkan pengendalian penyakit dapat gunakan fungisida Ridomil dan Benlate, dan pengendalian hama dapat gunakan Basudin dan Thiodan.

Hama besar seperti babi hutan, landak atau tikus tidak perlu dicemaskan, karena umbi porang banyak mengandung  kalsium oksalat  yang menyebabkan muntah, gatal pada  lidah dan kerongkongan bila bagian tanaman dimakan mentah.

8. Tahap Panen Porang

Tanaman porang dapat dipanen untuk pertama kali setelah umurnya mencapai 2 tahun. Umbi yang dipanen adalah umbi besar yang beratnya lebih dari 1 kg/umbi, sedangkan umbi yang masih kecil ditinggalkan untuk dipanen pada tahun berikutnya.

Setelah itu, tanaman dapat dipanen setahun sekali tanpa harus menanam kembali umbinya. Ciri-ciri porang yang siap panen adalah jika daunnya telah kering dan jatuh ke tanah. Satu pohon porang bisa menghasilkan umbi sekitar 2 kg dan dari sekitar 40 ribu tanaman dalam satu hektar bisa dipanen 80 ton umbi pada periode pemanenan tahun kedua.

Setelah umbi dipanen, kemudian  dibersihkan dari tanah dan akar. Umbi kemudian dipotong lalu dijemur, memotong umbi tersebut harus benar karena menentukan kualitas porang yang dihasilkan.

Nah, itulah cara budidaya porang sekilas dari Kelompok Tani Hutan Nggayuh Lestari Desa Banaran Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo. Selamat mencoba...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sosialisasi Penyiapan dan Pengembangan Perhutanan Sosial Di Desa Banaran Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo

Sosialisasi Penyiapan dan Pengembangan Perhutanan Sosial Di Desa Banaran Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo Perhutanan Sosial adalah sistem...