Kamis, 22 Juni 2023

Manfaat Pembangunan Kebun Bibit Rakyat dan Faktor Pendukung Keberhasilannya

Manfaat Pembangunan Kebun Bibit Rakyat dan Faktor Pendukung Keberhasilannya

Di Kelompok Tani Gunung Sari
Desa Bareng Kecamatan Pudak Kabupaten Ponorogo


Pembangunan kebun bibit rakyat adalah salah satu  bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk mendukung kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan. Pembangunan kebun bibit rakyat dilakukan secara swadaya oleh masyarakat yang tergabung dalam kelembagaan kelompok tani atau kelompok tani hutan.

Kebun bibit desa dibangun untuk menyediakan bibit tanaman kayu-kayuan dan tanaman multifungsi (MPTS) yang dalam penggunaannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bibit keperluan rehabilitasi hutan, lahan, pengayaan tanaman, penghijauan lingkungan serta untuk memenuhi tujuan lainnya yaitu meningkatkan kesejahteraan petani.

Manfaat ekologi dari kebun bibit rakyat adalah mengurangi lahan kritis, meningkatkan produktifitas lahan dengan berbagai jenis tanaman hasil pembibitan persemaian kebun bibit rakyat berupa tanaman kayu- kayuan dan MPTS.

Manfaat sosial ekonomi dari pembangunan kebun bibit rakyat adalah  memberikan peluang kesempatan kerja dan kesempatan berusaha sehingga dapat meningkatan pendapatan masyarakat. Hasil produksi tanaman dari persemaian KBR yang berupa tanaman MPTS juga dapat meningkatkan pendapatan petani dimasa mendatang. Bahkan jika dilahan hak milik, tanaman dari jenis kayu-kayuan pun dapat diambil hasil produksi kayunya untuk dijmanfaatkan oleh petani.


Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan kebun bibit rakyat :


1. Kemampuan sumberdaya manusia kelompok tani.

Untuk mencapai keberhasilan pembangunan persemaian kebun bibit rakyat, sumberdaya manusia kelompok tani harus memiliki pengetahuan dan kemampuan secara teknis dan administrasi.


Kemampuan teknis yang dimaksud adalah kondisi penguasaan teknik pembuatan persemaian yang sesuai dengan persyaratan pembangunan persemaian.

Kemampuan administrasi adalah kondisi penguasaan pengelolaan adminitrasi dan keuangan kegiatan pembanguna kebun bibit rakyat.


2. Pendanaan.

Aspek pendanaan menjadi faktor yang dominan. Selama ini pembangunan kebun bibit rakyat belum ada yang bersumber dari swadaya masyarakat atau lembaga lainnya, tetapi masih mengandalkan dana dari Kementerian KLHK RI yang merupakan bagian dari Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan sehingga dibeberapa tahapan pembangunan kebun bibit rakyat terkendala dengan tahapan pencairan dana program.


Secara teori sesungguhnya program dari pemerintah ini ditujukan untuk mendorong masyarakat agar dapat membangun kebun bibit rakyat secara mandiri dengan menggunakan permodalan dari usaha swadaya kelompok tani atau bekerja sama dengan mitra usaha. Sehingga kegiatan pembuatan kebun bibit rakyat akan terus berjalan dan mampu memberikan dampak positif yang luas secara ekologis dan ekomis.


3. Pendampingan

Pendampingan dari petugas penyuluh kehutanan memiliki peran penting dalam proses pembanguna KBR. Penyuluh pendamping berperan membantu memberikan saran dan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh kelompok pelaksana kegiatan KBR, memberikan wawasan dan tranfers informasi serta teknologi yang menunjang kelancaran pembangunan KBR. 


Dalam posisi tertentu penyuluh pendamping juga berperan sebagai pelaksana monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan pembangunan persemaian kebun bibit rakyat. Hasil monitoring dan evaluasi yang telah dianalisa dituangkan kedalam bentuk rekomendasi untuk kelompok pelaksana dan pihak lainnya yang terakait dan memungkinkan untuk mendukung peningkatan keberhasilan pembangunan kebun bibit rakyat yang didampinginya.


4. Dukungan pemerintah desa dan lembaga lainnya

Dukungan dari  lembaga pemerintah desa dan lembaga lainnya dalam bentuk kebijakan yang mampu mendorong tetap berjalannya pembangunan kebun bibit desa sangat penting.


Sebagai contoh kecil, pemerintah desa dapat mengeluarkan kebijakan pemanfaatan dana desa untuk membantu permodalan dalam bentuk kemitraan usaha denga kelompok tani agar kelompok tani dapat membangun kebun bibit rakyat secara mandiri. Dan atau kebijakan lainnya yang sifatnya mendukung.


5. Minat masyarakat setempat

Kecenderungan minat masyarakat dalam setempat dalam pola usaha bertaninya sangat memberikan pengaruh bagi keberhasilan pembangunan KBR. Pola usaha tani yang monokultur hanya menyukai tanaman pangan yang berumur singkat dengan alasan waktu panen yang singkat yang dapat memberikan pendapatan secara cepat menimbulkan masyarakat menolak adanya tanaman tajuk tinggi disekitar lahan budidayanya karena dianggap akan menurunkan produktivitas tanaman pangan yang dibudidayanya. 


Kondisi ini mengakibatkan dukungan masyarakat terhadap pembangunan KBR sangat minim dan tingkat keberhasilan pembangunan KBR secara berkelajutan sangat rendah. Dalam kondisi sperti ini peran penyuluh kehutanan sangat di perlukan dalam hal memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat khususnya petani mengenai pentingnya kenaregamanan tanaman, perlunya tanaman tajuk tinggi dalam menjaga keseimbangan ekologi yang pada akhirnya akan berpengaruh pada peningkatan ekonomi petani. (Kompasiana.com)



#salam lesrati

#hutan lestari masyarakat sejahtera


 

Sosialisasi Penyiapan dan Pengembangan Perhutanan Sosial Di Desa Banaran Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo

Sosialisasi Penyiapan dan Pengembangan Perhutanan Sosial Di Desa Banaran Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo Perhutanan Sosial adalah sistem...